Sabtu, 02 Agustus 2008

Delli Meladi

Setelah penyanyi Inggris, George Baker yang meninggal pada tahun 1976 yang berhasil mencatat rekor menghapal dan menyanyikan ribuan lagu. Di Indonesia juga terdapat orang yang bisa menghapal lebih dari seribu lagu. Ia adalah Delli Meladi seorang tuna netra dari Semarang, Jawa Tengah. Ia lahir pada tanggal 22 Mei 1980, sejak lahir dia sudah ditakdirkan sebagai tuna netra. Kehebatan Delli ini sangat luar biasa, karena kalau Baker adalah orang biasa sedangkan Delli adalah seorang tuna netra. Mediratri, ibunda Delli sangat sedih namun inilah kenyataan.

Mediratri pernah membawa Delli untuk di rawat selama 10 hari, namun karena syaraf penglihatannya sudah rusak sejak lahir, akhirnya ia mencurahkan hatinya untuk Delli. Apalagi malang nasibnya setelah ayahnya Delli pergi dan menikah lagi setelah Delli dilahirkan. Namun, penderitaan itu tidak kunjung selesai juga. Karena ia serorang tunanetra ia tidak mendapat perhatian khusus pada waktu sekolah. Oleh sebab itu ia langsung dikursuskan di Yayasan Purnama. Pada saat kecil ia sudah dapat menyanyikan lagu unyil dengan bantuan piano kecil.

Meski demikian, belajar gitar di kurus tersebut tidak lah berjalan mulus. karena sebelmnya dia pernah di tolak di tempat kursus gitar karena alasan tunanera. Namun, ada seorang guru bernama Amir yang mau menerimanya karena menganggapnya sebagai tantangan. Setelah belajar gitar, rasa percaya dirinya semakin bertambah. Setelah itu ia belajar organ karena eyang kakung telah membelikannya organ elektrik. Saat berusia 9 tahun ia sudah mengikuti beberapa lomba namun ia tidak pernah menjadi juara satu karena seorang tunanetra jadi ia tidak bisa bergaya seperti orang normal lainnya. Lagu pertama yang ia nyanyikan adalah Save the Best For Last

Pada tahun 2002 harapan ia yang lebih baik muncul, karena ia bertemu dengan guru SLB, Ciptono ketika beliau membuka acara jalan sehat bagi anak berkekurangan. Karena dari situ awalnya dia memulai karirnya sebagai penghapal seribu lagu. Dia hanya butuh waktu kira 30 menit untuk menghapal lagu. Ia menghapal lagu Replubik, Tangga, Kerispatih dan yang lainnya. Proses menghapal lagu inilah yang membuat dia tercata dalam sekor karena ia berhasil tampil di Mal Ciptra pada tanggal 27 Juni 2006 selama 5 hari berturut-turut.

Saat di tanya cita-citanya ia ingin menjadi penynyi terkenal, dan ia ingin di buatkan lagu oleh Melly Goeslaw agar ia dapat terkenal seperti penyanyi yang normal lainnya. Namun sampai saat ini belum juga kesampaian.

Kamis, 10 Juli 2008

NEW FOUND GLORY

NEW FOUND GLORY

NEW FOUND GLORY

NEW FOUND GLORY


And I'd give up forever to touch you
'Cause I know that you feel me somehow
You're the closest to heaven that I'll ever be
And I don't want to go home right now

And all I can taste is this moment
And all I can breathe is your life
'Cause sooner or later it's over
I just don't want to miss you tonight

And I don't want the world to see me
'Cause I don't think that they'd understand
When everything's made to be broken
I just want you to know who I am

And you can't fight the tears that ain't coming
Or the moment of truth in your lies
When everything feels like the movies

Yeah you bleed just to know you're alive

And I don't want the world to see me
'Cause I don't think that they'd understand
When everything's made to be broken
I just want you to know who I am

And I don't want the world to see me
'Cause I don't think that they'd understand
When everything's made to be broken
I just want you to know who I am

And I don't want the world to see me
'Cause I don't think that they'd understand
When everything's made to be broken
I just want you to know who I am

I just want you to know who I am
I just want you to know who I am
I just want you to know who I am

Selasa, 20 Mei 2008

Things about Hadi Susanto

Tak banyak yang mengenal Hadi Susanto. Ia tak beredar di Tanah Air sejak awal milenium baru ini, hampir sepertiga dari umurnya yang baru 29 tahun. Bahkan para pembaca novel Ayat-ayat Cinta pun tidak ada yang tahu bahwa ialah yang menulis kata-kata pengantar menarik di novel tersebut yang di umur 27 tahun meraih gelar doktor matematika dari Universiteit Twente, Belanda, dan kini mengajar di Nottingham, Inggris.
Lahir di sebuah desa kecil di Kabupaten Lumajang, jawa Timur, Hadi megecap pendidikan di SDN Kunir Lor 1, SMPN Kunir dan SMAN 2 Lumajang. Saat di bangku SD ia selalu di pilih sebagai wakil dari sekolahnya untuk mengikuti lomba cerdasa cermat di tingkat kabupaten. Anehnya ketika bertanding ia selalu kalah dan mendapat nilai hampir nol karena ia grogi pada saat melihat teman-temannya berpenampilan keren dan bergaya.
Kini, dunia yang berbalik grogi melihat prestasi mahasiswa ITB tahun 2000 yang juga aktif di dunia sastra. Ia menyelesaikan kuliah selama 3 tahun saja, namun hampir 4 tahun karena pada tahun keempat ia mendapat kesempatan mengunjungi Belanda selama 8 bulan untuk mengerjakan TA(Tugas Akhir) di Universiteit Twente. Begitu diwisuda ia terpilih sebagai penerima Ganesha Prize, Mahasiswa Berprestasi Utama di ITB dengan hadiah mengunjungi Belanda selama 3 bulan lagi. Oleh UT dia dtawari melanjutkan kuliah disana, dan mengambil program kombinasi MSc/PhD untuk perioda selama 4 tahun. Setelah selesai ia melanjutkan studi postdoctoral di Massachusetts, Amerika Serikat. Akhirnya pada Januari 2008 dia menjadi dosen di University of Nottingham, Inggris.
Pada awal karirnya dia pada saat duan tahun pertama di ITB ia sangat megalami kesulitan karena hanya mengandalkan beasiswa, akhirnya dia bekerja juga untuk mendapatkan uang. Karena hasil hasil uangnya di bagi tiga: untuk kuliah di bandung, orang tua, kuliah adik. Penderitaannya sangat banyak, salah satunya ia pernah pulang kampung pada saat lebaran menaiki kereta barang yang sangat gelap karena tidak mempunyai uang yang cukup untuk membeli karcis kereta ekonomi. Dan banyak sekali penderitaanya yang lain. Akhirnya berkat dukungan do'a dari orang tua ia dapat bersinar seperti sekarang ini.
Sejak SD ia sudah tertarik dengan angka-angka yang bisa dimainkan dengan operasi-operasi yang berhubungan. Di SMP dia menyadari bahwa alam disekitar kita bisa dirumuskan dengan matematika. Tapi pencerahan yang sebenarnya terjadi pada saat di ITB ketika mengikuti ceramah agama yang di sampaikan dosen astronomi Pak Mudji Raharto. Di Indonesia Matematika menjadi sangat menakutkan karena pesan dari matematika itu sering tidak sampai. karena kita menganggapnya sebagai sebuah hafalan, oleh sebab itu matematika menjadi tidak seksi lagi. Di Indonesia ada beberapa matematikawan yang menguasai betul bagaimana membuat matematika menjadi menarik, misalnya almarhum Profesor Andi Hakim Nasution yang dulu sering mengisi kolom di koran replubika dan almarhum Profesor Ahmad Arifin dari ITB.
selain manjadi matematikawan, ia juga seorang penyair. Banyak contoh orang yang seperti itu, misalnya pada tahun 1904, Hadiah Nobel untuk sastra di berikan kepada matematikawan Spanyol Jose Echegaray. Ia juga pernah mendengar rumor pada tahun 1999 ada seorang matematikawan di University of Mexico yang dinomisasikan sebagai kandidat penerima hadiah nobel sastra. Ada juga matematikawan yang terlihat di dunia Islam seperti Omar Khayyam yang terkenal dengan rabbayyat-nya itu. Selain sebagai penyair ia juga ahli matematika gometri yang mengoreksi postulat Euklid.
Pada saat ia mengajar di Inggris, ada kejadian yang lumayan lucu. Nah, pada saat ada mahasiswa yang bertanya, ia masih belum menangkap inti pertanyaannya, jadi ia bilang, "coba ulangi lagi?" Eh, mereka bilang enggak jadi. Mungkin mereka pikir ia ngetes apakah mereka yakin dengan pertanyaannya sendiri atau tidak.

Minggu, 02 Maret 2008

Things about Gito Rollies

Gito Rollies, Indonesia kembali kehilangan salah seorang musikus handalnya, yaitu Gito Rollies yang telah berpulang tanggal 28 February 2008. Dia telah mengingatkan kembali para penggemar musik pop rock era thn 1960-an dan1970-an. Gito yg sebagai vokalis band The Rollies merupakan penynyi yg mempunyai karakter khas.

Pada saat muda, pada saat gegapgempita rock hilang, dia dan anak2 band lainnya hrs menelan pil pahit. setelah mereka frustasi, akhirnya mereka mencari kesenangan semu dengan mencoba narkoba, dan dia bukan satu2nya yang memakai barang haram tersebut. Gito merupakan salah satu yang tidak bisa menahan godaan setan tersebut. namun, setelah peristiwa kematian pemain drum mereka, Iwan, secara mengenaskan dan pemain bass, Deddy Stanza, juga di beritakan bolak-balik masuk penjara krna barang haram tersebut, akhirnya Gito dengan cepat mengisyfi kesalahannya tersebut.

Soal musik, awalnya dia ingin main teater di YPK karena kebetulan juga ada pemusik terkenal dari Boy Worang, Harry Roesli, sampai Doel Sumbang. terangsangnya gito untk main teater karena selama itu sebuah majalh yg terbit di Bandung sering memberi arah nilai tambah bagi grup2 rock yang membuat pertunjukannya dengan adegan2 teateral. dia juga pnh bermain dalam film yg salah satunya berjudul Perempun dalam Dosa (1978). dia juga mempunyai penngemar yg berasal dari salatiga, namanya Sali Sentosa, namun di ganti olehnya menjadi Sigit Subangunyg mirip dgn nama asli Gito. dia meniru dari rambutnya yg kribo sampai petakilannya.



memasuki umurnya yg 50 thn, belum ad tanda2 bkl berubah. dia masih saja seperti org yg suka bertutur cerita yg jorang. dia masih terlihat "nu bogana Bandung" (yang punyanya bandung). dmana2 org mengelukannya apalagi dengan gaya khas motornya yg "nyentrik". namun, suara hatinya benar2 diindahkannya. akhirnya dia berubah total dan mendekatkan diri dengan sang khalik. dia juga tekun mengaji, belajar agama Islam, dan sungguh2 mengagumkan dia akhinya tampil dalam sejumlah pengajian dengan menjadi dai. dari pengalamannya tersebut kita bisa mengikuti hal2 dari dirinya yg baik dari dia terjerat narkoba sampai tejad dia ingin berubah dan akhirnya dia menjadi dai dalam sejumlah pengajian. ini benar2 kepribadian yg sangat hebat.

Minggu, 10 Februari 2008